RBCOM - Coklat Kita melalui program Silatusantren kembali menggelar kegiatan edukasi pengelolaan sampah di Pondok Pesantren Nurul Iman di Jalan Cibaduyut Raya, Kelurahan Cibaduyut Wetan, Kecamatan Bojongloa Wetan, Kota Bandung, Minggu 3 Agustus 2025.
Program sosial Silaturahmi Berkesan ke Pesantren, atau yang akrab disebut Silatusantren ini, menjadi titik ketujuh dari total 15 lokasi di Jawa Barat. Tentunya tidak hanya berlangsung dalam bentuk ceramah atau penyuluhan.
Para santri justru diajak langsung terlibat dalam praktik pengelolaan sampah. Mereka belajar membuat kompos dari bahan organik lewat metode takakura. Metode tersebut merupakan metode pengolahan sampah organik menjadi pupuk kompos dengan menggunakan keranjang.
Edukasi tersebut dipandu oleh perwakilan Klinik Tanaman Faperta Universitas Padjadjaran, sementara jalannya acara dipandu oleh MC bernama Prima yang membuat suasana tetap hidup dan menyenangkan.
Yuk gabung channel whatsapp REPUBLIKBOBOTOH.COM untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Persib, Bobotoh, Liga 1, dan ragam berita menarik lainnya seputar Bandung Raya. Klik di sini (JOIN)
Perwakilan dari Coklat Kita, Yudi Wate Angin menjelaskan Pondok Pesantren Nurul Iman
dipilih karena lokasi pesantren dinilai representatif untuk wilayah perkotaan dengan jumlah santri yang besar, mencapai 2.000 orang.
"Pondok Pesantren Nurul Iman ini merupakan titik urban yang potensial. Santrinya banyak, dan ini bisa jadi model pesantren percontohan dalam pengelolaan limbah organik dan anorganik," kata Yudi di sela-sela acara.
Yudi menjelaskan, Bandung menjadi simpul penting edukasi lingkungan. Kegiatan edukatif Silatusantren ini merupakan bagian dari program literasi lingkungan yang menyasar kalangan pesantren di Jawa Barat.
Di setiap titik, termasuk di Nurul Iman, santri dan pengurus pesantren diberikan pelatihan tentang memilah dan memanfaatkan sampah.
Tidak hanya teori, mereka juga diajak praktik langsung agar pengelolaan sampah bisa diterapkan secara nyata di lingkungan pondok dan sekitarnya.
"Kami ingin menanamkan kesadaran sejak dini soal pentingnya memilah sampah dan bagaimana memanfaatkannya. Tidak hanya organik menjadi kompos, tapi juga limbah anorganik bisa bernilai ekonomi. Anak-anak Unpad kami libatkan di semua titik, termasuk di sini, untuk mendampingi proses edukasi," bebernya.
Lebih lanjut Yudi menjelaskan, Coklat Kita menargetkan pesantren-pesantren yang dilibatkan dalam program ini bisa menjadi model pengelolaan lingkungan bagi pondok lain di Jawa Barat. Tidak hanya berdampak di internal pesantren, tapi juga menjangkau masyarakat sekitar.
Lebih jauh lagi, Yudi menjelaskan program Coklat Kita Silatusantren menunjukkan kolaborasi antar elemen masyarakat, dunia akademik, dan komunitas pesantren bisa menciptakan perubahan konkret dalam mengatasi persoalan sampah yang terus menjadi isu krusial di perkotaan.
"Kami tidak bisa menjangkau semua pesantren, tapi kami berharap dari 15 titik ini bisa muncul duta-duta lingkungan yang jadi contoh dan menginspirasi perubahan," harap Yudi.
Sementara itu, perwakilan Dewan Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Iman, H. Muhammad Fuad menyambut antusias program yang digagas Coklat Kita.
Menurutnya, kegiatan ini sangat relevan dan berdampak langsung pada pembentukan karakter dan kepedulian lingkungan para santri.
"Kami sangat berterima kasih. Edukasi seperti ini penting, apalagi kami punya 2.000 santri. Jika satu per satu paham dan menerapkan, maka perubahan besar bisa dimulai dari sini," ujar Fuad.
Menurut Fuad, pesantren Nurul Iman juga sudah memiliki sistem pengelolaan sampah internal, dengan melakukan pemilahan sampah sebelum diangkat petugas kebersihan. Namun menurutnya, kegiatan dari Coklat Kita ini memperkaya wawasan baru dan menambah inovasi dalam pengelolaan limbah.
"Melalui edukasi ini kita jadi tahu, sampah yang sebelumnya hanya dipilah, kini bisa dikelola menjadi barang yang bermanfaat atau bernilai guna," bebernya.
Lebih lanjut, Fuad mengungkapkan sejak didirikan tahun 1997 oleh KH. Khoiruddin Aly yang juga menjabat sebagai Rohis Suriyah NU Kota Bandung, Pondok Pesantren Nurul Iman telah mengalami relokasi tahun 2019, akibat proyek kereta cepat.
Kini, bangunan baru berdiri tak jauh dari lokasi lama dan menaungi lembaga pendidikan dari tingkat TK hingga SMA.
"Kami punya sekitar 10 pesantren unit dan komunitas masyarakat sekitar yang juga terlibat. Dulunya kami hanya memilah sampah, tapi dengan kegiatan ini kami jadi paham bahwa limbah bisa jadi barang bermanfaat. Ini akan kami tindak lanjuti," tuntas Fuad.
Dalam rangakaian kegiatannya, menjelang malam, acara dilanjutkan di panggung utama dengan hiburan dan penampilan seni santri, hingga pembacaan ikrar kebersihan lingkungan.
Semarak Silatusantren tersebut ditutup dengan penampilan entertainment persembahan dari para santri.
Kegiatan Coklat Kita Silatusantren di Pontren Nurul Iman turut dihadiri oleh Sekertaris PCNU, K.H. IIk Abdul Chalik, Kepala Kantor Kemenag Kota Bandung, Abdurahman S.Ag,MM, perwakilan dari Ponpes Sukamiskin, Khozanaturrohmah, perwakilan dari ponpes Al-Huda, Al Istiqomah Wanasari, perwakilan dari Ponpes Margasari Cijawura, Al-Munnawaroh, Ponpes Daar At-Taubah, Sirna Miskin.***
TONTON VIDEONYA DI YOUTUBE RBCOM TV
Follow Berita Republik Bobotoh di Google News
Penulis: Tim Republik Bobotoh | Editor: Daddy