Viral Ferry Paulus Tuding Bobotoh Sebagai Biang Kerok Ricuh di Selangor

Viral Ferry Paulus Tuding Bobotoh Sebagai Biang Kerok Ricuh di Selangor Ketua Umum I League, Ferry Paulus. (PSSI)

RBCOM - Nama Ferry Paulus, Ketua Umum I League, tengah menjadi sorotan usai pernyataannya soal kericuhan antara Bobotoh (suporter Persib Bandung) dan suporter Selangor FC di laga AFC Champions League Two 2025/2026 viral di media sosial.

Dalam potongan kutipan yang beredar luas, Ferry Paulus menyoroti perilaku suporter Persib yang terlibat insiden di Petaling Jaya Stadium, Malaysia, pada Kamis (6/11/2025).

Ferry menilai, perilaku suporter tamu semestinya bisa lebih tertib dan dewasa, apalagi membawa nama besar klub Indonesia di level Asia.

"Suporter tamu harus damai, bisa kita liat ketika Jak Mania datang ke Surabaya mereka damai bareng Bonek. Apalagi ini main di Asia sangat mencoreng untuk sporter tamu. Saya harap supoter tim lain bisa mencontoh suporter tim Persija salah satu tim bersejarah di liga indonesia," ujar Ferry Paulus dalam kutipan yang menyebar di media sosial.

Baca Juga : Manajemen Persib Akhirnya Angkat Bicara Soal Rumor Bojan Hodak ke Timnas


Yuk gabung channel whatsapp REPUBLIKBOBOTOH.COM untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Persib, Bobotoh, Liga 1, dan ragam berita menarik lainnya seputar Bandung Raya. Klik di sini (JOIN)


Namun, pernyataan itu justru memicu reaksi keras dari publik, terutama di kalangan Bobotoh, yang merasa terus disudutkan setiap kali terjadi insiden di stadion.

Kronologi yang Terbalik, Steward Diduga Jadi Pemicu

Kronologi lapangan justru menunjukkan versi berbeda. Dalam unggahan akun fanbase Persib @blueblood_id, disebut bahwa suasana pertandingan awalnya berjalan aman dan penuh sportivitas.

“Awal kericuhan dimulai dari Security/Steward yang melakukan Provokasi terhadap Bobotoh, semua berjalan aman dan kondusif. Supporter tuan rumah juga menyambut dengan baik,” tulis akun tersebut.

“Tapi setelah insiden dengan steward semua jadi berubah. Semoga bisa dibicarakan dan Bobotoh dapat pulang dengan selamat. Kayanya ini hanya miss komunikasi saja. Stay safe barudak,” lanjut akun itu.

Bahkan, ultras Selangor FC pun dikabarkan membenarkan bahwa pihak keamananlah yang memicu kekacauan.

Baca Juga : Bojan Hodak & Luka Modric dalam Satu Frame, Bobotoh Heboh: Bawa Sekalian ke Bandung, Coach!

“Even anak ultras Selangornya pun membenarkan ya, emang security jadi pemicu kita ribut. Sampai sekarang sebagian Bobotoh masih ditahan di dalam stadion,” tulis akun yang sama.

Sayangnya, meski versi lain sudah beredar, citra negatif kembali melekat pada Bobotoh — pola yang terasa berulang dari waktu ke waktu.

Bukan Kali Pertama Ferry Paulus Soroti Bobotoh

Sebelumnya, Ferry Paulus juga sempat menyalahkan perilaku oknum Bobotoh sebagai salah satu alasan FIFA belum memberikan izin suporter tandang hadir langsung ke stadion dalam gelaran Super League 2025/2026.

Kala itu, ia menyinggung insiden di laga Persib Bandung vs Persis Solo di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (24 Mei 2025), di mana sejumlah suporter merayakan gelar back-to-back champion dengan turun ke lapangan.

Menurut Ferry, hal-hal semacam itu menjadi catatan negatif bagi FIFA dan federasi, yang menilai aspek keamanan pertandingan di Indonesia belum sepenuhnya stabil.

Fokus pada Ricuh, Lupa pada Prestasi

Yang menarik, di tengah perbincangan soal kericuhan, tak banyak yang menyoroti fakta bahwa sepak bola Indonesia justru sedang naik daun di level Asia.

Setelah kemenangan Persib 3-2 atas Selangor pada Kamis (6/11) malam, Indonesia menambah 8.667 poin di AFC Champions League Two, ditambah 6.500 poin dari performa Dewa United di ACGL.

Baca Juga : Manajemen Persib Harap Bobotoh tidak Gampang Termakan Rumor soal Masa Depan Bojan Hodak

Jika dirata-rata, Super League kini meraih tambahan 7.783 poin di ranking Liga Asia, unggul dari Iran (6.992), China (6.133), Malaysia (6.000), dan Vietnam (5.667).

Akumulasi ini membuat Indonesia naik ke peringkat 20 Asia (24.049 poin), menyalip Kuwait (24.020) dan hanya terpaut tipis dari Kamboja (24.350) serta Turkmenistan (24.255).

Meski belum berdampak langsung pada jumlah slot kompetisi elite, peningkatan ini membuka peluang Indonesia mengirim dua wakil ke ACL Two musim 2027/28, dan bisa ke ACL Elite jika menembus enam besar Asia Timur.

Sayangnya, prestasi itu nyaris tenggelam di tengah hiruk-pikuk tudingan dan perdebatan tentang perilaku suporter.

Refleksi: Kapan Kritik Berimbang dengan Apresiasi?

Kritik terhadap perilaku suporter memang penting. Tapi akan jauh lebih sehat jika diimbangi apresiasi terhadap prestasi.

Baca Juga : Frans Putros Memohon Bojan Hodak tidak Tinggalkan Persib: Karena Dia, Saya Datang ke Sini

Karena faktanya, tanpa dukungan Bobotoh di belakang Persib atau fans Dewa United di tribun, mungkin sepak bola Indonesia tak akan sehidup sekarang.

Perjalanan Persib di Asia sejatinya membawa nama bangsa, namun yang sering ramai justru kontroversi seputar tribun.

Pertanyaannya, kapan prestasi bisa mendapatkan sorotan yang sama besarnya dengan kritik?

TONTON VIDEONYA DI YOUTUBE RBCOM TV

Follow Berita Republik Bobotoh di Google News

Penulis: Tim Republik Bobotoh | Editor: Daddy

Piksi

Berita Terkini