RBCOM - Setelah enam tahun vakum, kompetisi sepak bola putri tingkat nasional akhirnya kembali bergulir melalui inisiatif pihak swasta.
Meski masih berfokus pada kelompok usia 15 tahun (U-15) dan 18 tahun (U-18), kehadiran Hydroplus Soccer League diharapkan dapat memperkuat fondasi pembinaan sepak bola putri di Tanah Air.
Ajang ini juga menjadi langkah awal menuju hadirnya liga profesional sepak bola putri yang ditargetkan PSSI pada tahun 2027.
Kompetisi Hydroplus Soccer League akan berlangsung di empat kota besar, yaitu Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Kudus. Turnamen yang menggunakan sistem kompetisi penuh ini diikuti oleh 90 tim yang berasal dari berbagai sekolah sepak bola, akademi, dan klub.
Baca Juga : Takut Kena Sanksi, Bojan Hodak Pilih Bungkam
Yuk gabung channel whatsapp REPUBLIKBOBOTOH.COM untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Persib, Bobotoh, Liga 1, dan ragam berita menarik lainnya seputar Bandung Raya. Klik di sini (JOIN)
Rangkaian pertandingan sudah dimulai di Jakarta pada 4 Oktober 2025 dan berlanjut hingga 31 Mei 2026. Dan kini giliran Bandung yang akan menggelar pada 12 Oktober mendatang di lapangan Infini Soegiri Pudsikpom Cimahi. Di Bandung akan melibatkan 10 tim U-15 dan 8 tim U-18.
Direktur Program Hydroplus Soccer League, Teddy Tjahjono, menegaskan bahwa Bakti Olahraga Djarum Foundation—yang menjadi kolaborator utama dalam kompetisi ini—telah menyiapkan peta jalan pengembangan ekosistem sepak bola putri di Indonesia.
Sebelum hadirnya Hydroplus Soccer League, Bakti Olahraga Djarum Foundation telah lebih dulu menyelenggarakan sejumlah turnamen usia muda. Di antaranya adalah MilkLife Soccer Challenge untuk kelompok usia U-8, U-10, dan U-12 yang mulai bergulir sejak 2023, serta Hydroplus Piala Pertiwi untuk kategori U-14 dan U-16 yang dimulai pada 2025.
Dengan kehadiran Hydroplus Soccer League, rangkaian kompetisi tersebut kini membentuk piramida pembinaan sepak bola putri yang lebih lengkap. Jika MilkLife Soccer Challenge dan Hydroplus Piala Pertiwi difokuskan pada pembinaan usia dini dan pemassalan olahraga, maka Hydroplus Soccer League menjadi jembatan bagi para pemain muda untuk naik ke level kompetitif yang lebih tinggi dan menyiapkan diri menuju karier profesional.
“Kami sedang membangun ekosistem pembinaan sepak bola putri yang berkesinambungan. Hydroplus Soccer League merupakan lanjutan dari program yang telah kami jalankan melalui MilkLife Soccer Challenge dan Piala Pertiwi. Dengan adanya liga ini, para pesepak bola putri memiliki wadah untuk terus berlatih dan berkompetisi di jenjang berikutnya,” ujar Teddy.
Ia juga menegaskan komitmen penyelenggara untuk menjadikan Hydroplus Soccer League sebagai agenda rutin tahunan demi menjaga keberlanjutan pembinaan sepak bola putri di Tanah Air.
Kehadiran Hydroplus Soccer League mendapat sambutan positif dari para pelatih yang terlibat dalam pembinaan sepak bola putri di Tanah Air. Mereka menilai, liga ini menjadi tonggak penting bagi keberlanjutan kompetisi sekaligus wadah pembinaan pemain muda menuju level profesional.
Pelatih Goal Aksis, Oktaviani Prameswari, mengungkapkan rasa gembira atas terselenggaranya kompetisi yang menjadi kelanjutan dari MilkLife Soccer Challenge (MLSC). Ia menyebut, kehadiran liga usia 15 tahun (U-15) dan 18 tahun (U-18) menjadi bukti nyata adanya jalur berjenjang bagi pemain muda.
“Saya senang sekali karena ini liga pertama untuk putri setelah terakhir kali ada Liga 1 pada 2019. Sekarang ada lagi, bahkan untuk usia muda seperti U-14, U-15, dan U-18. Harapannya, kompetisi ini terus digelar setiap tahun agar pembinaan bisa berkesinambungan dan semakin banyak talenta dari berbagai daerah yang muncul,” ujarnya.
Oktaviani menambahkan, dengan adanya liga rutin seperti Hydroplus Soccer League, para pelatih kini memiliki arah dan tujuan yang jelas dalam proses latihan.
“Dulu kami melatih hanya untuk turnamen kecil yang kadang cuma sebulan sekali tanpa kelanjutan. Sekarang setiap latihan punya tujuan karena ada liga setiap minggu. Kami bisa terus melakukan perbaikan agar hasilnya maksimal,” katanya.
Baca Juga : Kuintet Persib Bentrok di Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026, Begini Kata Bojan Hodak
Ia juga berharap Hydroplus Soccer League dapat menjadi fondasi bagi pemain muda menuju tim nasional.
“Saya dulu mantan atlet, dan setelah liga berhenti, kami bingung mau ke mana. Mudah-mudahan liga ini bisa jadi pijakan untuk pemain putri agar bisa menembus level timnas bahkan Piala Dunia,” imbuhnya.
Senada dengan itu, Pelatih Akademi Persib Putri, Vicry Aries Nugraha, menyebut Hydroplus Soccer League sebagai barometer penting bagi perkembangan sepak bola putri Indonesia. Menurutnya, kompetisi resmi seperti ini memberi motivasi lebih bagi pemain untuk berlatih dan meningkatkan kemampuan.
“Dengan adanya liga ini, anak-anak punya tujuan dan semangat baru. Sebelumnya mereka hanya latihan tanpa kompetisi resmi. Sekarang ada wadah untuk menunjukkan kemampuan dan mengasah mental bertanding,” ujar Vicry.
Ia menilai, kompetisi yang berkelanjutan akan membantu mencetak pemain-pemain terbaik putri Indonesia di masa depan.
Baca Juga : Kesempatan Besar Ada di Depan Mata Gelandang Potensial Persib
“Ketika kompetisi berjalan rutin, peningkatan pemain terlihat lebih jelas dibandingkan dengan turnamen tidak resmi. Karena itu, penting sekali ada kejelasan agenda kompetisi tiap tahun agar semangat mereka tetap terjaga,” ucapnya.
Vicry berharap liga putri dapat memiliki sistem dan regulasi yang jelas layaknya kompetisi sepak bola pria.
“Kalau agendanya pasti, motivasi pemain juga meningkat, dan masyarakat pun bisa kembali menaruh perhatian pada sepak bola putri. Dari situ, kita bisa melahirkan lebih banyak pemain berkualitas,” tuntasnya.****
Follow Berita Republik Bobotoh di Google News
Penulis: Adam Husein | Editor: Daddy