RBCOM - Keterlibatan Persib Bandung di kompetisi AFC menandai fase penting dalam perjalanan klub.

Di atas kertas, tampil di level Asia bukan hanya perkara prestasi, melainkan juga peluang ekonomi yang signifikan.

Mengacu pada laporan yang dikutip dari Siap VIVA, Persib diperkirakan memperoleh pemasukan sekitar Rp20 miliar hingga Rp30 miliar dari partisipasinya di AFC.

Sumber pendapatan itu berasal dari bonus kemenangan, biaya pertandingan, serta hak siar yang nilainya melampaui kompetisi domestik.

Baca Juga : Persib Dikabarkan Negosiasi Transfer Pemain dengan Sejumlah Klub Super League

Eksposur internasional turut meningkatkan nilai komersial klub. Animo Bobotoh meningkat, penjualan tiket stabil, dan permintaan merchandise resmi mengalami lonjakan.

Dari sisi bisnis, Persib berada dalam posisi yang relatif kuat untuk membangun keberlanjutan jangka panjang.

Namun, capaian tersebut berjalan beriringan dengan persoalan mendasar yang tak kunjung terselesaikan: disiplin suporter dan manajemen pertandingan.

Dalam periode yang sama, Persib justru menumpuk denda dan sanksi dari otoritas sepak bola nasional dan Asia.

Sanksi Berulang dan Tanggung Jawab Klub

Persib menerima hukuman dari dua institusi berbeda, yakni Komite Disiplin (Komdis) PSSI dan Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC).

Ragam pelanggarannya pun menunjukkan pola yang berulang, mulai dari kehadiran suporter di laga tandang, penggunaan flare, pelemparan benda berbahaya, hingga pelanggaran administratif stadion.

Akumulasi sanksi finansial yang harus dibayarkan Persib kini mencapai sekitar Rp1,37 miliar. Angka tersebut mencerminkan lebih dari sekadar pelanggaran insidental; ia menunjukkan adanya persoalan struktural dalam pengelolaan pertandingan.

Baca Juga : Dana AFC Mengalir, Persib Siapkan Manuver Transfer Boyong Bintang Naturalisasi Joey Pelupessy dan Maarten Paes?

Sanksi dari AFC pertama kali dijatuhkan usai laga melawan Port FC pada AFC Champions League Two 2024/25 di Stadion Si Jalak Harupat, 19 September 2024.

"Persib Bandung (IDN) diperintahkan untuk membayar denda sebesar USD 5.000 karena melanggar Pasal 104.1 Kode Disiplin dan Etik AFC," tulis keputusan AFC pada 21 Agustus 2025.

Persoalan serupa kembali muncul saat Persib menjamu Manila Digger pada babak play-off ACL Two 2025/26. AFC menilai Persib melanggar aturan terkait penomoran kursi dan tiket, sehingga menjatuhkan denda USD2.000 atau sekitar Rp33 juta.

Di tingkat domestik, Komdis PSSI menindak Persib akibat kehadiran suporternya di laga tandang kontra Arema FC pada 22 September 2025, dengan denda Rp25 juta.

"Jenis pelanggaran: adanya suporter Persib Bandung sebagai suporter klub tamu yang hadir dalam pertandingan," tulis Komdis PSSI dalam putusannya 25 September 2025.

Masalah disiplin juga berdampak langsung ke dalam tim. Bek Frans Putros dijatuhi sanksi tambahan dua pertandingan serta denda Rp10 juta akibat kartu merah langsung. Gelandang Luciano Guaycochea menerima hukuman serupa.

Baca Juga : Daftar Pemain Persib yang Dirumorkan Bakal Dilepas, Satu Dipastikan Pergi

Situasi memburuk pasca laga kontra Bali United pada 1 November 2025. Komdis PSSI menjatuhkan tiga sanksi sekaligus dengan total denda Rp115 juta akibat kehadiran suporter tandang, penyalaan flare hingga masuk ke lapangan, serta pelemparan botol. Putusan ini diumumkan pada 6 November 2025.

Sorotan AFC dan Standar Profesionalisme

Masalah Persib di level Asia mencapai titik serius pada 26 November 2025. AFC menjatuhkan sanksi berat atas pelanggaran yang terjadi dalam dua pertandingan ACL Two 2025/26, termasuk laga kandang melawan Selangor FC di Stadion Gelora Bandung Lautan Api pada 23 Oktober 2025.

AFC mencatat sejumlah pelanggaran serius: penyalaan sedikitnya enam flare, pelemparan lebih dari 33 benda berbahaya termasuk kursi stadion, pemasangan spanduk bermuatan politik, penonton memanjat pembatas stadion, serta kegagalan penomoran kursi.

Sebagai tuan rumah, Persib dinilai tidak menjalankan kewajiban pengamanan dan pengelolaan stadion secara memadai.

Baca Juga : Persib Kembali Disanksi AFC, Total Denda dari Dua Kasus Nyaris Rp1 Miliar

Atas pelanggaran tersebut, AFC menjatuhkan denda USD26.250 atau sekitar Rp436,1 juta serta sanksi penutupan 25 persen kapasitas stadion untuk satu pertandingan.

"Total denda sebesar USD26.250 harus diselesaikan dalam waktu 30 hari sejak tanggal putusan ini disampaikan," tulis AFC.

AFC juga menjatuhkan sanksi personal kepada asisten pelatih Persib, Miro Petric, berupa skors empat pertandingan dan denda USD10.000 atau sekitar Rp166,15 juta.

"Miro Petric diperintahkan untuk membayar denda sebesar USD10.000," bunyi keputusan AFC.

Sanksi terbaru dijatuhkan pada 15 Desember 2025. Persib kembali didenda USD30.000 atau sekitar Rp499,05 juta terkait perilaku suporter saat bertandang ke markas Selangor FC pada 6 November 2025.

"20 penonton yang tergabung dalam tim tergugat memasuki lapangan permainan selama pertandingan," tulis AFC, yang juga mencatat adanya pelemparan botol air ke area lapangan.

Atas pelanggaran Pasal 65.1 Kode Disiplin dan Etik AFC, Persib diwajibkan melunasi denda tersebut dalam waktu 30 hari.

Baca Juga : Tiket Persib vs Bhayangkara FC Sudah Bisa Dipesan, Atmosfer Bobotoh di GBLA Jadi Energi Tambahan

Ujian Profesionalisme Persib

Total denda sekitar Rp1,37 miliar menjadi indikator bahwa keberhasilan finansial Persib di level Asia belum diiringi tata kelola yang sepadan.

Dalam konteks sepak bola modern, klub tidak hanya dinilai dari hasil pertandingan, tetapi juga dari kemampuan menjaga standar keselamatan, ketertiban, dan kepatuhan terhadap regulasi.

Bagi Persib, persoalan ini adalah ujian profesionalisme. Tanpa perbaikan sistemik, baik dalam pengelolaan stadion, edukasi suporter, maupun penegakan internal, keuntungan dari kompetisi Asia berpotensi terus tergerus oleh sanksi yang berulang.****