RBCOM - SD Pelita KU 10 dan SDN 026 Bojongloa KU 12 menjadi juara baru turnamen sepak bola putri MilkLife Soccer Challenge (MLSC) Bandung Serie 1 2025-2026.

SD Pelita jadi juara pertama KU 10 usai menaklukkan SDN 075 Jatayu 4-1 di babak final yang digelar di Lapangan Chandradimuka Pusdikif, Minggu (21/9/2025).

Sedangkan, di KU 12, posisi pertama ditempati SDN 026 Bojongloa usai mengalahkan SDN 004 Cisaranten Kulon 3-1 di partai puncak.

Seperti diketahui, turnamen sepak bola putri MLSC Bandung yang digagas Bakti Olahraga Djarum Foundation dan MilkLife ini, digelar untuk siswi Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI).

Tahun ini Total, ada 1.904 pelajar dari 78 SD dan MI yang memeriahkan turnamen ini. Mereka terbagi ke dalam 64 tim untuk kelompok usia (KU) 10 dan KU 12 ada 112 tim. Turnamen digelar di Lapangan Chandradimuka Pusdikif dan Stadion Sidolig, Bandung, pada 16-21 September.

SD Pelita KU 10 dan SDN 026 Bojongloa KU 12 menjadi juara setelah menyisihkan 1.904 siswi yang terbagi ke dalam 64 tim KU 10 dan 112 tim KU 12.

Banyak Bibit Potensial

Program Director MilkLife Soccer Challenge, Teddy Tjahjono mengatakan jumlah peserta di Bandung kali ini berhasil memecahkan rekor jumlah peserta di event sebelumnya. Disebutkannya hampir 2.100 anak yang terbagi dalam KU 8,10 dan 12 ikut ambil bagian dalam MLSC Bandung kali ini.

"Meningkatnya jumlah peserta ini tidak lepas dari penyelenggaraan yang konsisten MilkLife Soccer Challange yang kali ini sudah memasuki serie keempat di Bandung. Adanya wadah untuk menyalurkan kemampuan mereka membuat adik-adik dan sekolah terpacu untuk menekuni sepakbola. Bahkan ada sebagian yang ikut SSB. Jadi ini adalah tanda-tanda yang sangat baik bagi perkembangan sepak bola putri di Indonesia," ujar Teddy.

Dari sisi kualitas, mantan petinggi Persib ini pun melihat adanya peningkatan yang cukup signifikan dari sebelumnya. Hal itu pulalah yang dinilainya menjadi salah satu faktor munculnya talenta-talenta baru di serie kali ini.

Peningkatan kualitas pemain itu juga yang membuat pihaknya memutuskan untuk mengubah aturan diantaranya lapangan yang panjang dan lebarnya ditambah 2 meter. Kemudian titik penalti mundur 1 meter serta kickoff menjadi dua sentuhan.

"Saat kemampuan teknis meningkat maka regulasi juga diatur supaya semakin menarik dan membuat hal positif bagi perkembangan adik-adik," ungkapnya.

Terobosan lain yang dilakukan di MLSC kali ini adanya Festival SenengSoccer yang diperuntukan KU 8. Menurut Teddy, SenengSoccer sengaja digelar untuk menumbuhkan rasa gembira dan menyukai permainan sepakbola dengan menyasar usia yang lebih dini (6-8) tahun.

"Jadi berdasarkan pengalaman tim selalu kesulitan mencari pemain untuk KU 10. Itulah kenapa kita adakan KU 8 untuk mengasah pemain yang nantinya akan bermain di KU 10," bebernya.

Kunci SD Pelita Juara

Sementara itu, pelatih SD Pelita, Kaka Hielmy mengatakan sukses yang diraih anak asuhnya tak lepas dari kerja keras para pemainnya dari awal pertandingan MLSC hingga final.

"Saya juga memberikan apresiasi untuk sekolah dan orang tua yang sudah memberi support semua di sini," ujarnya.

Helmy juga mengungkap rahasia keberhasilan timnya menjadi juara. Menurut dia, tim SD Pelita lebih menekankan dari segi taktikal, karena lebih penting terhadap permainan di lapangan. "Jadi kita tekankan ke anak-anak lebih kepada taktikal dan finishing aja sih paling," katanya.

Selanjutnya, Helmi juga mengaku anak-anak ini memang sudah dipersiapkan dari jauh-jauh hari. Beberapa pemainnya juga ada yang masuk SSB juga.

Salah satu pemain SD Pelita yang menonjol dan banyak menarik perhatian adalah Naquita Syahmina Guntara karena menjadi pemain paling produktif dalam urusan mencetak gol. Pemain yang berposisi sebagai striker ini berhasil mencetak 52 gol di serie kali ini. Raihan itu pun mencatatkan namanya sebagai Top Skor di KU 10.

Kepiawaiannya mengolah si kulit bundar dan banyak menjebol gawang lawan, ternyata warisan sang ayah yang dikenal sebagai salah satu pemain Legen Persib, yaitu Yudi Guntara. Yudi merupakan gelandang jenius yang menjadi bagian dari era kejayaan Persib di tahun 1990-an.

Naquita pun mengaku jika keberhasillanya dalam menjebol gawang lawan tidak lepas dari peran sang ayah yang selalu melatihnya secara pribadi dan pesan langsung yang selalu disampaikannya setiap kali akan bertanding.

"Harus berani cetak gol. Itu sih yang selalu diingat terus," singkatnya.

Yudi pun bersyukur buah hatinya bisa menjadi Top Skor di MLSC Bandung. Meski begitu, Yudi tak terlalu mempersoalkan masalah top skor, tapi dia lebih bangga melihat kerja keras, disiplin dan kemauan yang sangat tinggi yang sudah diperlihatkan Naquita.

"Mudah-mudahan anak saya bisa menjadi inspirasi bagi pemain-pemain SD atau perempuan yang ada di Kota Bandung khususnya," sebutnya.

Terkait turnamen sepak bola putri ini, Yudi menilai MLSC merupakan program yang sangat bagus, karena tidak hanya berhenti setelah ada juara. Tetapi pemain-pemain terpilih akan menjalani ekstra training setiap pekannya.

"Jadi pemain-pemain terpilih akan menjalani ekstra training sehingga kemampuan mereka terus terasah dan terpantau . Saya sangat mengapresiasi hal ini," pungkasnya.

Daftar Juara dan Pemenang Penghargaan

Kategori Usia 10

Champion : SD Pelita

Runner-up : SDN 075 Jatayu

Semifinalis : SDN 189 Neglasari dan SDN 091 Cibeureum Kota Bandung

Top Skor : Naquita Syahmina Guntara - SD Pelita (52 gol)

Best Player : Arsifa Kayla Putri - SDN 075 Jatayu

Best Goalkeeper : Adzkia Nabila Habibah - SD Pelita

Fairplay Team : SDN 104 Langensari Senanggalih

Kategori Usia 12

Champion : SDN 026 Bojongloa

Runner-up : SDN 004 Cisaranten Kulon

Semifinalis : SDN 129 Rancasawo Margasari dan SDN 043 Cimuncang

Top Skor: Syahzadi Alyannisa Rengganis - SDN 026 Bojongloa (16 gol)

Best Player : Riyanti Saffana Suryani - SDN 129 Rancasawo Margasari

Best Goalkeeper : Tania Nurhasanti - SDN 004 Cisaranten Kulon

Fairplay Team : SDN 035 Soka