Ibu-ibu di Kampung/Desa Cipelah Kecamatan Rancabali Kabupaten Bandung tampak bersemangat mengikuti salah satu lomba di Coklat Kita Extra Merdeka, Sabtu (13/9/2025). (Foto: Adam Husein)
RBCOM - Kabut tipis masih menggantung di perbukitan Rancabali Kabupaten Bandung, ketika suara riuh dari lapangan desa mulai terdengar. Kampung/Desa Cipelah Kecamatan Rancabali pagi itu tak seperti biasanya.
Warga berbondong-bondong keluar rumah dengan membawa sapu lidi, karung keresek, hingga cangkul kecil. Senyum mereka mengembang, sebagian bercanda ringan sambil melangkah ke lapangan.
Hari itu, Sabtu (13/9/2025), mereka mengikuti event Coklat Kita Extra Merdeka —sebuah perayaan HUT ke-80 Kemerdekaan RI yang tak hanya berisi lomba, tapi juga gotong royong dan kebersamaan.
Bekerja sama dengan RepublikBobotoh.com, event yang dimulai sejak pukul 07.00 WIB itu diwarnai dengan kegiatan senam pagi, kerja bakti, lomba-lomba, makan siang, dan hiburan.
Udara dingin pegunungan berpadu dengan aroma tanah basah, menciptakan suasana khas kampung yang hangat dan bersahaja. Dua kegiatan awal yakni senam pagi dan kerja bakti, disambut warga dengan antusias.
Tak lama, lapangan berubah jadi arena lomba. Sorak-sorai meledak saat balap bakiak dimulai. Teriakan “ayo… ayo…!” bersahut-sahutan, sementara ibu-ibu jatuh bangun mempertahankan keseimbangan di atas bakiak kayu. Lomba angkat tongkat paralon menambah semarak suasana hari itu.
Selesai kerja bakti dan lomba khas 17-an, warga duduk di bawah tenda, menikmati hidangan sederhana. Dari wajah mereka, tampak jelas kepuasan —lelah bercampur bahagia karena kebersamaan.
Puncak perhatian jatuh pada lomba Cerdas Cermat “Extra Cerdas Merdeka”. Tiga kelompok—pemuda, ibu-ibu, dan bapak-bapak—duduk berhadapan, tangan mereka siap memukul wajan yang berfungsi sebagai bel.
Suara renyah komedian Ceu Popon, Iki Kucluk, dan Yujeng Hensem yang mendampingi peserta Extra Cerdas, membuat warga terpingkal. Gelak tawa mengalun, di lapangan yang biasa digunakan pertandingan sepak bola tersebut.
Menjelang sore, kemeriahan mencapai puncaknya ketika Dea Ghemoy naik ke panggung. Lagu-lagu pop Sunda yang ia bawakan menggema di bawah langit Rancabali. Warga ikut bernyanyi, dan berjoget, sementara yang lain hanya tersenyum puas menikmati suasana.
Bagi Kampung Cipelah, hari itu bukan sekadar pesta kemerdekaan. Itu adalah perayaan kebersamaan. Sebuah pengingat bahwa kemerdekaan sejati ada di dalam tawa yang pecah bersama, di dalam kerja bakti yang mengikat solidaritas, dan di dalam pelukan hangat gotong royong yang tak lekang oleh zaman.***